Senin, 18 April 2011

Investigation the Role of Information Technology in Building Buyer

Paper ini membahas mengenai peran teknologi informasi di dalam meningkatkan biaya transaksi (transaction cost) antara buyer dan supplier dalam menciptakan pasar yang lebih terstruktur. Hal ini sering dikemukakan melalui penelitian yang menyeluruh melalui pandangan dari transaction cost theory (TCT). Tetapi kejelasan mengenai apa sebenarnya peran dari teknologi informasi masih belum jelas. Penelitian yang dilakukan dalam paper ini antara lain meneliti mengenai asosiasi antara biaya transaksi dan relationalism dan meneliti peran teknologi informasi yang menjadi perantara dalam hubungan ini.
TCT digunakan secara luas dalam mengintrepertasikan pertukaran yang terjadi antara buyer dan supplier. Solusi yang diajukan oleh TCT adalah menciptakan struktur antara buyers dan suppliers yang sesuai dengan lingkungan pertukaran yang ada.Keberadaan TCT menciptakan kesempatan untuk mengurangi biaya pertukaran dengan mengganti struktur yang ada. TCT lebih fokus ke transaksi individual, konsep dari relationalism merupakan contoh dari keseluruhan hubungan yang terjadi. Kemudian, relationalism dapat diintrepertaskan sebagai mekanisme yang terstruktur yang merefleksikan secara implisit hubungan yang open-ended untuk meradaptasi dengan lingkungan dan berkoordinasi untuk melakukan pertukaran yang aman.
Secara umum, biaya untuk memonitor dan mengontrol perilaku mitra bisnis (transaction cost) dalam upaya untuk mengatasi oportunisme yang potensial bertolak belakang dengan pemeliharaan hubungan yang berkesinambungan dalam hubungan tersebut (relationalism). Menurut Parkhe [1993], kerjasama dalam suatu aliansi berbanding terbalik dengan persepsi/pandangana perilaku oportunistik pada salah satu pihak mitra bisnis. Hal ini membuat penulis untuk membuat hipotesis pertama yaitu :
Hipotesis 1 :Perkiraan transaction cost dalam suatu hubungan transaksi akan berbanding terbalik dengan peningkatan relationalism dalam hubungan tersebut
Uncertainty dalam hubungan transaksi meningkatkan potensial terjadinya oportunisme, hal ini menyebabkan transaction cost meningkat. Kemudian IT merupakan mekanisme yang menjanjikan untuk mengurangi tingkat uncertainty ini , yaitu dengan meningkatkan kemampuan pemrosesan informasi antarorganisasi. IT dapat menekan biaya koordinasi( meliputi biaya pertukaran informasi, menghubungkan informasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan perusahaan, serta biaya yang timbul akibat adanya delay dalam penyampaian informasi). Penerapan IT antarorganisasi dapat dilakukan dalam bentuk : otomasi proses pertukaran, pemantauan proses yang lebih baik melalui tracking informasi, dan sharing basis data & aplikasi. Pemanfaatan IT seperti ini biasanya muncul dari perusahaan yang transaction cost-nya tinggi. Penerapan IT dalam hubungan transaksi ini dapat meningkatkan tingkat relationalism. Hal ini membuat penulis untuk membuat hipotesis kedua yaitu :

Hipotesis 2 : Pemanfaatan IT dalam suatu hubungan akan secara positif menjembatani hubungan antara transaction cost dan relationalism
Metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metodologi penelitian survei dengan unit analisis hubungan buyer-supplier (pembeli-penjual). Data diperoleh dari pihak perusahaan pembeli (buyer). Sampel terbatas pada perusahaan manufaktur barang elektronik. Dan yang menjadi sampel adalah senior purchasing manager (diasumsikan sebagai orang yang paling paham atas hubungan perusahaan dengan supplier)
Kriteria yang ditentukan Senior Purchasing Manager untuk menentukan satu supplier antara lain adalah :
Supplier memasok komponen elektronik yang penting
– Perusahaan memiliki hubungan dengan supplier (tidak hanya membeli 1 kali)
– Pembelian barang dari supplier spesifik pada jenis barang tertentu (tidak bervariasi)
– Terdapat hubungan elektronik antara perusahaan dengan supplier (EDI, extranet, intranet, internet, etc)

Dari 1000 sampel awal yang dikumpulkan ada 2003 sampel yang memenuhi kriteria.
Transaction Cost diukur berdasarkan Pilling et al [1994] ,dimana transaction cost dibagi menjadi 4 dimensi pengukuran antara lain yaitu cost dalam membangun hubungan, cost dalam memonitor kinerja supplier , cost dalam mengatasi masalah yang muncul dalam hubungan dengan supplier dan cost yang ditimbulkan dari kecenderungan supplier mengambil keuntungan dari hubungan tersebut
Kemudian Relationalism diukur berdasarakan Heide and Miner [1992] ,dimana relationalism dibagi menjadi 4 dimensi pengukuran antara lain yaitu tingkat fleksibilitas hubungan, tingkat kerelaan dalam pertukaran informasi penting, tingkat pemecahan masalah secara bersama-sama dan tingkat pengendalian dalam penggunaan kekuatan/kekuasaan. Dan yang terakhir, pemanfaatan IT diukur berdasarakan Zuboff [1988] ,dimana pemanfaatan IT dibagi menjadi 3 dimensi pengukuran, antara lain yaitu otomasi aktivitas melalui IT, pemantauan interaksi melalui IT, dan pertukaran dan sharing basis data dan berkas-berkas.


Model struktural, seperti pada gambar di atas, merupakan metode yang ampuh untuk memeriksa efek langsung maupun tidak langsung, dan memungkinkan perkiraan hubungan antar construct. Melalui model tersebut, hasil yang didapatkan mengindikasikan relasi negatif antara transaction cost hasil perkiraan dengan relasionalisme (-0.42; p < 0.01), yang mendukung hipotesis pertama. Hipotesis kedua didukung oleh hubungan antara transaction cost dengan penggunaan IT (0.11, p < 0.05), seperti halnya hubungan penggunaan IT dengan relasionalisme (0.29, p < 0.01). Total efek tidak langsung dari IT terhadap hubungan IT dengan relasionalisme adalah positif dan signifikan. Hasil-hasil tersebut mengindikasikan bahwa dalam kondisi transation cost yang diperkirakan tinggi ada relasionalisme yang rendah pada hubungan pembeli-penjual.
Seperti dihipotesiskan, peranan IT dalam hubungan pembeli-penjual cukup menjanjikan. Penggunaan awal IT dapat dimotivasi oleh kebutuhan mengurangi transaction cost melalui investasi untuk automasi, pengawasan, dan sistem pertukaran informasi yang lebih baik. Walaupun demikian, penggunaan sistem-sistem tersebut dalam struktur bilateral hubungan pembeli-penjual mengarah pada penggunaan kontrol sosial dan relasional yang lebih besar.


Otoritas struktur antara pembeli dengan penjual dapat dikarakterisasikan menjadi siklus kompetitif dan kooperatif. Siklus kompetitif menggunakan argumen yang bersifat ekonomi sebagai frame hubungan pembeli-penjual. Sedangkan dari segi siklus kooperatif, situasi realisionalisme dalam hubungan pembeli-penjual merefleksikan aspek kontrol sosial. Keduanya saling bertentangan. Hasil-hasil penelitian ini menyarankan bahwa penggunaan IT dalam industri elektronik OEM memfasilitasi relasionalisme. Dari perspektif kompetitif, penggunaan IT dapat diinterpretasikan sebagai keputusan dalam rangka menyikapi transaction cost yang tinggi. Sistem IT dapat memfasilitasi pengawasan transaksi, dan memiliki dampak positif bagi relasionalisme.
Dari segi investasi IT, investasi IT yang nonspesifik memungkinkan pengurangan biaya koordinasi tanpa menambah resiko kepemilikan. Investasi IT yang seimbang memungkinkan peningkatan kemampuan investasi relasionalisme. Dengandemikian ada kesesuaian dengan hipotesis “move to the middle” di mana pembeli mengacuhkan keuntungan pasar untuk fokus pada hubungan yang lebih berkualitas dengan penjual.
Penelitian ini mengasumsikan bahwa relasi merupakan atribut positif yang dicari dari setiap hubungan. Hal ini dapat dikonfirmasikan dari dua sisi. Pertama, rekanan dapat memperoleh keuntungan melalui transaction cost yang rendah. Kedua, kekuatan semacam itu yang diperoleh berdasarkan kepercayaan memungkinkan rekanan untuk melakukan membagi pengetahuan dan melakukan aktivitas untuk menambah nilai yang bersifat value-added. Tetapi ada juga kekurangannya. Hubungan jangka panjang dapat menciptakan ketergantungan antar rekanan, dan kemungkinan timbulnya konflik. Melalui artikel ini, penulis mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai jenis dan peranan IT yang terlibat dalam hubungan pembeli-penjual.
Penelitian ini berusaha menjembatani celah antara prediksi dari teori transaction cost dengan orientasi hubungan pada lingkungan pembeli-penjual masa kini. Framework umum dari penelitian ini memberikan banyak kesempatan untuk dilakukan riset yang lebih jauh mengenai perkembangan mekanisme kompetitif dan kooperatif yang implisit pada model yang digunakan penelitian ini. Hal tersebut penting pada lingkungan di mana pilihan struktur kekuasaan dan efektivitasnya terus berada dalam kontrol pihak yang terlibat dalam hubungan yang terjadi, dan di mana relasi yang ada semakin kuat dengan meningkatnya kompetisi dan pertukaran pengetahuan antar perusahaan.www.mardiutomo.com

"Web Service".

 1. PENDAHULUAN
Saat ini, dua teknologi paling populer yang digunakan pada Internet adalah e-mail dan World Wide Web. Pada beberapa tahun yang akan datang, kita mungkin melihat teknologi internet lain yang sangat penting : "Web Service".
Web berisi informasi dalam jumlah yang mengejutkan. Namun demikian, Web dirancang ke arah untuk pemahaman oleh manusia, yang berarti bahwa data yang tersedia pada masing-masing halaman/page adalah sulit untuk dipahami oleh perangkat lunak.
Situs Web pada dasarnya didisain untuk berbagi informasi dan menyediakan interaksi antara seseorang dan suatu organisasi. Bagaimanapun, lebih dari beberapa tahun lalu telah mulai tersedia situs web mampu menyediakan suatu tingkatan interaksi yang lebih dalam, sebagai contoh membeli buku dari www.amazon.com.
Suatu contoh perbandingan dalam berbelanja. Suatu situs comparison-shopping mengijinkan pelanggan untuk mencari dengan cepat ke beberapa pedagang online yang berbeda untuk mencari harga terbaik. Suatu contoh salah satu dari situs ini disebut DealTime. Jika anda tidak pernah menggunakan salah satu dari situs ini sebelumnya, yang anda lakukan adalah mencari-cari produk sebanyak yang anda inginkan pada suatu situs e-commerce biasa. Hal ini akan menghasilkan suatu harga tunggal, sedangkan pada situs comparison-shopping anda diberi daftar harga yang bisa anda pilih.
Dalam rangka menyediakan service ini, perusahaan perlu mempunyai daftar situs. Saat ini, perusahaan harus mempekerjakan suatu tim pengembang bisnis untuk menemukan dan membuat hubungan dengan para pedagang.
Saat perusahaan mengetahui pedagang yang akan dimasukkan dalam daftarnya, maka diperlukan informasi produk apa yang ditawarkan. Pada tahap ini, Web service bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan katalog pedagang. Jika perusahaan mencoba melakukan hal ini tanpa Web Service, perusahaan harus benar-benar mengunjungi masing-masing situs pedagang dalam rangka membangun informasi. Hal ini suatu tugas yang sangat sulit karena dinamisnya sumber informasi di Internet.
Sekali katalog telah dibangun, perusahaan perlu mendapatkan harga terbaru untuk masing-masing item di katalog. Sekali lagi, dengan menggunakan Web Service perusahaan hanya mengatakan, "Berapa harga processor ini?" Tanpa Web Service, perusahaan harus men-download halaman Web dan menyeleksi informasi harga tsb.
Paper ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, pada bagian 2 yaitu tentang definisi Web Service. Bagian 3 akan menguraikan arsitektur dari Web Servis, beserta contoh perusahaan yang menyediakan Web Service serta beberapa platform Web Service. Pada bagian 4 akan dikemukakan penjelasan tentang metode dan faktor pengukuran. Kesimpulan dari paper kami akan diberikan pada bagian 5.
2. DEFINISI WEB SERVICE
Menurut W3C [6] Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang didisain untuk mendukung interaksi mesin ke mesin pada suatu jaringan. Ia mempunyai suatu interface yang diuraikan dalam suatu format machine-processible seperti WSDL. Sistem lain yang berinteraksi dengan Web service dilakukan melalui interface/antar muka menggunakan pesan seperti pada SOAP. Pada umumnya pesan ini melalui HTTP dan XML yang merupakan salah satu standard web. Perangkat Lunak aplikasi yang ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman dan berjalan pada berbagai platform dapat menggunakan Web Service untuk pertukaran data pada jaringan komputer seperti Internet dalam cara yang serupa dengan komunikasi inter-process pada komputer tunggal. Interoperabilitas ini (sebagai contoh, antara Java dan Python, atau Microsoft Windows dan aplikasi Linux) adalah dalam kaitan dengan penggunaan dari open standard.
Sedangkan menurut Michael C. Daconta [3], Web Service adalah aplikasi perangkat lunak yang dapat ditemukan, diuraikan, dan diakses berdasarkan pada XML dan protokol standard Web pada intranet, extranet, dan Internet. Web Service adalah aplikasi perangkat lunak yang tersedia pada Web yang melaksanakan fungsi yang spesifik. Berikutnya, kita akan lihat di pertengahan dari definisi yakni “ditemukan, diuraikan, dan diakses berdasarkan pada XML dan protokol standard Web.” Dibangun pada XML, suatu standard yang didukung dan diterima oleh beribu-ribu vendor di seluruh dunia, Web Service pertama fokus pada interoperabilitas. XML adalah sintaksis dari pesan, dan Hypertext Transport Protocol (HTTP), bagaimana aplikasi mengirimkan pesan XML ke Web Service dalam rangka berkomunikasi. Teknologi Web Service, seperti Universal Description, Discovery, and Integration (UDDI) dan ebXML registries, memungkinkan aplikasi untuk secara dinamis menemukan informasi tentang Web Service — bagian “penemuan” dari definisi kita. Pesan sintaksis untuk suatu Web Service diuraikan di dalam WSDL, Web Service Definition Language. Ketika kebanyakan teknolog berpikir tentang Web Service, mereka berpikir tentang SOAP, bagian “yang diakses” dari definisi Web Service kita. SOAP, yang dikembangkan sebagai Simple Object Access Protocol, adalah protokol pesan berbasis XML (atau API) untuk berkomunikasi dengan Web Service. SOAP adalah dasar untuk Web Service, sebab ia adalah protokol yang telah diakui semua orang.
3. ARSITEKTUR WEB SERVICE

Gambar 1 memberi suatu pandangan layer menyangkut definisi webservis yang dinyatakan sebagai layer/lapisan. Bersandar pada pondasi bagi XML untuk teknologi dari Web Service, dan HTTP sebagai dasar protokol, banyak sekali Web Service melibatkan protokol baku untuk mencapai kemampuan dari akses, deskripsi, dan penemuan/discovery. SOAP (Simple Object Access Protocol) adalah standar untuk bertukar pesan-pesan berbasis XML melalui jaringan komputer atau sebuah jalan untuk program yang berjalan pada suatu sistem operasi (OS) untuk berkomunikasi dengan program pada OS yang sama maupun berbeda dengan menggunakan HTTP dan XML sebagai mekanisme untuk pertukaran data.
Adapun standard uraian Service untuk Web Service adalah misalnya terdapat suatu jaringan yang umum untuk berkomunikasi dan suatu satuan format dan interpretasi message yang disetujui secara umum, maka apa persyaratan yang berikutnya untuk memudahkan komunikasi antara penyedia service (provider) dan pemohon service (requester)? Mereka harus mempunyai suatu pemahaman semantik yang umum tentang isi dari message — mengenai apa yang mereka maksud untuk memenuhi transaksi mereka pada jaringan tsb.
Suatu pemohon yang potensial harus mengetahui service apa yang tersedia dari penyedia service, format message apa yang diperlukan untuk membuat permohonan, biaya-biaya apa yang dilibatkan, dan lain-lain. Seorang pedagang yang ingin menggunakan penyedia service untuk menjual barang-barangnya harus mampu menguraikannya sedemikian sehingga penyedia service dapat memahami uraian mengenai barang-barang tsb dan menyampaikannya ke para pembeli yang potensial.
Standardisasi dari uraian service untuk mendukung Web Service dicapai melalui WSDL. Bahasa ini menggambarkan interface yang diperlukan untuk interaksi antara pemohon dan penyedia service dan juga menentukan penempatan/lokasi dari penyedia service tsb.
Penyedia service menerbitkan suatu service dengan membuat dokumen uraian WSDL-nya tersedia untuk pemohon yang potensial. Ini bisa dilakukan dalam berbagai cara, tetapi satu cara yang standard adalah bagi penyedia service untuk mendaftarkan service dengan suatu registry (pencatatan) dan bagi pemohon service untuk menemukan service dengan pencarian registry tsb. Spesifikasi yang digunakan untuk pencatatan adalah spesfikasi UDDI.
Gambar 2 menunjukkan teknologi ini dalam skenario yang umum. Langkah 1, aplikasi klien menemukan informasi tentang Web Service A dalam suatu UDDI registry. Langkah 2, aplikasi klien mendapatkan WSDL untuk Web Service A dari UDDI registry untuk menentukan API milik Web Service A. Akhirnya, pada langkah 3 dan 4, aplikasi klien berkomunikasi dengan Web Service melalui SOAP, menggunakan API yang ditemukan dalam langkah 2.

Berikut ini beberapa keuntungan Web Service:
• Web Service menyediakan interoperabilitas antar berbagai aplikasi perangkat lunak yang running pada platform yang berbeda.
• Web Service menggunakan standard dan protokol yang open. Jika memungkinkan protokol dan format data adalah text-based, membuatnya mudah bagi pengembang untuk memahami.
• Dengan pemanfaatan HTTP, Web Service dapat bekerja melalui banyak pengukuran keamanan firewall yang umum tanpa menuntut perubahan bagi aturan firewall filtering.
• Web Service mengijinkan perangkat lunak dan service dari perusahaan dan lokasi yang berbeda untuk dikombinasikan dengan mudah untuk menyediakan suatu service yang terintegrasi.
• Web Service mengijinkan penggunaan kembali service dan komponen di dalam suatu infrastruktur
• Web Service dapat secara bebas digabungkan (loosely coupled) dengan demikian memudahkan suatu pendekatan terdistribusi ke pengintegrasian aplikasi.

Sedangkan Kekurangan Web Service adalah:
• Karakteristik standard Web Service saat ini masih dalam tahap perkembangan awal dibandingkan open standard komputer terdistribusi yang lebih matang seperti CORBA. Ini nampaknya akan merupakan suatu kerugian yang temporer ketika kebanyakan vendor sudah merasa terikat dengan standard OASIS untuk menerapkan Mutu dari aspek service dari produk mereka.
• Web Service dapat saja memiliki performance/kinerja yang lemah dibandingkan dengan pendekatan komputasi terdistribusi lain seperti RMI, CORBA, atau DCOM. Ini merupakan suatu trade-off yang umum ketika memilih format yang text-based. XML dengan tegas tidak menghitung antar tujuan disain-nya baik singkatan dari penyandian maupun efisiensi dari uraian. Ini bisa berubah dengan standard XML Infoset, yang menguraikan bahasa yang XML-based dalam kaitan dengan hal-hal yang abstrak (unsur-unsur, atribut, logika bersarang). Penyajian angle-bracket (< >) secara tradisional kini dilihat sebagai suatu serialisasi ASCII (atau Unicode) dari XML, bukan XML itu sendiri. Pada model ini, serialisasi biner adalah suatu alternatif yang sama yang sah. Penyajian biner seperti SOAP MTOM menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi wire dari XML messaging.

Web Service dapat dikembangkan menggunakan software application server. Contoh dari server-server aplikasi: Axis dan Jakarta Tomcat server (keduanya pada projek Apache); ColdFusion dari Macromedia (Adobe) ; DotGnu dari GNU Project ; Java Web Services Development Pack (JWSDP) dari Sun Microsystems (berdasarkan pada Jakarta Tomcat); Mono development platform dari Novell; Microsoft .NET servers dari Microsoft; OpenEdge Platform dari Progress Software; Oracle Application Server dari Oracle Corporation; WebSphere Application Server dari IBM; Zope adalah suatu object oriented web application server yang ditulis dalam Python; IBM Lotus Domino dari IBM; PHP memiliki native Web Service libraries, dan juga library yang banyak digunakan, non native, disebut nuSOAP.
Beberapa perusahaan dan organisasi yang menyediakan open public Web Services:
Amazon.com - Search Products, Product Information, Cart System, Wish List ; eBay - Auction Search, Bidding, Auction Creation ; Google - In Beta - Web Search, Maps ; Yahoo! - Maps, Traffic ; FedEx - Tracking ; PayPal - Payment System ; Xignite - Financial market data ; MusicBrainz - Music Metadata ; StrikeIron - Address Verification, Sales Tax, SMS, Geocode, Yellow Pages, etc.

WEB SERVICES PLATFORM
Layanan Web memiliki tiga unsur platform dasar: SOAP, WSDL dan UDDI.


SOAP adalah protokol berbasis XML digunakan untuk pertukaran informasi pada aplikasi melalui HTTP.

Atau lebih sederhana: SOAP adalah sebuah protokol untuk mengakses Web Service.

* SOAP singkatan dari Simple Object Access Protocol
* SOAP adalah protokol komunikasi
* SOAP adalah format untuk mengirimkan pesan
* SOAP dirancang untuk berkomunikasi via internet
* SOAP adalah platform independen
* SOAP adalah bahasa independen
* SOAP berbasis XML
* SOAP sederhana dan extensible
* SOAP memungkinkan Anda untuk berkeliling firewall
* SOAP adalah standar W3C


WSDL

WSDL adalah bahasa berbasis XML untuk menemukan dan menggambarkan layanan Web.

* WSDL adalah singkatan dari Web Services Description Language
* WSDL didasarkan pada XML
* WSDL digunakan untuk menggambarkan layanan Web
* WSDL digunakan untuk menemukan layanan Web
* WSDL adalah standar W3C


UDDI

UDDI adalah layanan direktori dimana perusahaan dapat mendaftar dan mencari layanan Web.

* UDDI singkatan dari Universal Description, Discovery dan Integrasi
* UDDI merupakan sebuah direktori untuk menyimpan informasi tentang layanan web
* UDDI adalah direktori web service interface digambarkan oleh WSDL
* UDDI berkomunikasi via SOAP

Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu web site untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain, sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan-layanan (service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan web service. Web service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun bahasa compiler. Web service bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antar pemrogram dan perusahaan, yang memungkinkan sebuah fungsi di dalam Web Service dapat dipinjam oleh aplikasi lain tanpa perlu mengetahui detil pemrograman yang terdapat di dalamnya.

Beberapa alasan mengapa digunakannya web service  adalah sebagai berikut:
Web service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani dengan baik.
Web service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web service cukup di-upload ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak yang telah diberikan otorisasi.
Web service berjalan di port  80 yang merupakan protokol standar HTTP, dengan demikian web service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi firewall.

Arsitektur Web Services

Arsitektur web service memiliki 3 (tiga) entitas dalam arsitekturnya, yaitu: Service Requester (peminta layanan),  Service Provider (penyedia layanan) dan Service Registry (daftar layanan). Service Provider berfungsi untuk menyediakan layanan/service dan mengolah sebuah registry agar layanan-layanan tersebut dapat tersedia. Service Registry  berfungsi sebagai lokasi central yang mendeskripsikan semua layanan/service yang telah di-register. Service Requestor peminta layanan yang mencari dan menemukan layanan yang dibutuhkan serta menggunakan layanan tersebut.

Operasi pada Web Services
Secara umum, web service memiliki tiga operasi yang terlibat di dalamnya, yaitu: Publish /Unpublish, Find dan Bind. Publish/ Unpublish adalah operasi yang menerbitkan atau menghapus layanan ke dalam atau dari registry, Find adalah operasi Service requestor untuk mencari dan menemukan layanan yang dibutuhkan, dan Bind adalah proses binding ke service provider untuk melakukan interaksi dan mengakses layanan/service yang disediakan oleh service provider.

Komponen Web Service 
Web service secara keseluruhan memiliki empat layer komponen seperti pada gambar di atas, yaitu:
Layer 1: Protokol internet standar seperti HTTP dan TCP/IP.
Layer 2: Simple Object Access Protocol (SOAP), adalah sebuah XML-based mark-up language untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. SOAP berguna seperti sebuah amplop yang digunakan untuk pertukaran data object didalam network. SOAP mendefinisikan empat aspek didalam komunikasi: Message envelope, Encoding, RPC call convention, dan bagaimana menyatukan sebuah message didalam protokol transport.
Layer 3: Web Service Definition Language (WSDL), adalah sebuah XML-based language untuk mendeskripsikan XML. Ia menyediakan service yang mendeskripsikan service request dengan menggunakan protokol-protokol yang berbeda dan juga encoding. Ia akan memfasilitasi komunikasi antar aplikasi. WSDL akan mendeskripsikan apa yang akan dilakukan oleh web service, bagaimana menemukannya dan bagaimana untuk mengoperasikannya.
Layer 4: Universal Description Discovery and Integration (UDDI),  adalah sebuah service registry bagi pengalokasian web service. UDDI mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registry API bagi pendaftaran dan pengenalan service. Ia menyediakan sebuah area umum dimana sebuah organisasi dapat mengiklankan keberadaan mereka dan service yang mereka berikan (web service). UDDI adalah sebuah framework yang mendefinisikan sebuah XML-based registry dimana sebuah organisasi dapat meng-upload informasi mengenai service yang mereka berikan. XML-based registry berisi nama-nama dari organisasi tsb, beserta service dan deskripsi dari service yang mereka berikan.

Sampai ketemu di materi : Web Services - Technology

Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu web site untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain, sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan-layanan (service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan web service. Web service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun bahasa compiler. Web service bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antar pemrogram dan perusahaan, yang memungkinkan sebuah fungsi di dalam Web Service dapat dipinjam oleh aplikasi lain tanpa perlu mengetahui detil pemrograman yang terdapat di dalamnya.

Beberapa alasan mengapa digunakannya web service  adalah sebagai berikut:
Web service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani dengan baik.
Web service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web service cukup di-upload ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak yang telah diberikan otorisasi.
Web service berjalan di port  80 yang merupakan protokol standar HTTP, dengan demikian web service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi firewall.

Arsitektur Web Services
Arsitektur web service memiliki 3 (tiga) entitas dalam arsitekturnya, yaitu: Service Requester (peminta layanan),  Service Provider (penyedia layanan) dan Service Registry (daftar layanan). Service Provider berfungsi untuk menyediakan layanan/service dan mengolah sebuah registry agar layanan-layanan tersebut dapat tersedia. Service Registry  berfungsi sebagai lokasi central yang mendeskripsikan semua layanan/service yang telah di-register. Service Requestor peminta layanan yang mencari dan menemukan layanan yang dibutuhkan serta menggunakan layanan tersebut.

Operasi pada Web Services
Secara umum, web service memiliki tiga operasi yang terlibat di dalamnya, yaitu: Publish /Unpublish, Find dan Bind. Publish/ Unpublish adalah operasi yang menerbitkan atau menghapus layanan ke dalam atau dari registry, Find adalah operasi Service requestor untuk mencari dan menemukan layanan yang dibutuhkan, dan Bind adalah proses binding ke service provider untuk melakukan interaksi dan mengakses layanan/service yang disediakan oleh service provider.

Komponen Web Services
Web service secara keseluruhan memiliki empat layer komponen seperti pada gambar di atas, yaitu:
Layer 1: Protokol internet standar seperti HTTP dan TCP/IP.
Layer 2: Simple Object Access Protocol (SOAP), adalah sebuah XML-based mark-up language untuk pergantian pesan diantara aplikasi-aplikasi. SOAP berguna seperti sebuah amplop yang digunakan untuk pertukaran data object didalam network. SOAP mendefinisikan empat aspek didalam komunikasi: Message envelope, Encoding, RPC call convention, dan bagaimana menyatukan sebuah message didalam protokol transport.
Layer 3: Web Service Definition Language (WSDL), adalah sebuah XML-based language untuk mendeskripsikan XML. Ia menyediakan service yang mendeskripsikan service request dengan menggunakan protokol-protokol yang berbeda dan juga encoding. Ia akan memfasilitasi komunikasi antar aplikasi. WSDL akan mendeskripsikan apa yang akan dilakukan oleh web service, bagaimana menemukannya dan bagaimana untuk mengoperasikannya.
Layer 4: Universal Description Discovery and Integration (UDDI),  adalah sebuah service registry bagi pengalokasian web service. UDDI mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registry API bagi pendaftaran dan pengenalan service. Ia menyediakan sebuah area umum dimana sebuah organisasi dapat mengiklankan keberadaan mereka dan service yang mereka berikan (web service). UDDI adalah sebuah framework yang mendefinisikan sebuah XML-based registry dimana sebuah organisasi dapat meng-upload informasi mengenai service yang mereka berikan. XML-based registry berisi nama-nama dari organisasi tsb, beserta service dan deskripsi dari service yang mereka berikan.

Sorting Array


ARRAY

Array merupakan suatu group yang terdiri dari elemen – elemen (variabel) yang memiliki data sama. Kumpulan variabel ini kemudian diperlakukan sebagai kesatuan entitas, sehingga kita dapat mengakses masing – masing anggotanya dengan cara mengindeksnya.

Pengertian
suatu kesatuan entitas yang beranggotakan elemen – elemen / variable yang memiliki tipe data yang sama dan dapat diakses dengan memanggil nama array beserta indeks elemennya.
Selain itu array juga dapat berupa array satu dimensi, dua dimensi, tiga dimensi ataupun banyak dimensi. Namun, kali ini hanya akan membahas array 1 dimensi saja, karena keterkaitannya dengan proses sorting yang akan dilakukan menggunakan array sebagai parameternya.

Mendeklarasikan Array
Variable array dapat dideklarasikan dengan cara :
                       
Tipedata nama_variable[banyaknya_elemen]

Contoh :
int a[15];



SORT

Sort adalah proses pengurutan data yang tadinya tersusun secara acak sehingga menjadi tersusun secara teratur menurut suatu aturan tertentu.

Pada umunya terdapat 2 macam jenis pengurutan, yaitu :

-          ascending (naik)
-          descending (turun)

Selian jenis pengurutan di atas, pada bagian kali ini kita juga akan membahas mengenai metode – metode yang dapat digunakan untuk  melakukan sorting. Metode – metode yang digunakan adalah :

-          Bubble sort
-          Selection sort
-          Insertion sort

Hal yang umum dilakuakan di dalam sorting adalah terjadinya suatu pertukaran data antara 2 elemen atau lebih. Maka untuk melakukan pertukaran data tersebut, kita harus terlebih dahulu membuat variable temp(sementara). Tujuaan pembuatan variable ini ditujukkan untuk menampung nilai dari salah satu elemen yang akan ditukar sebelum kedua nilai tersebut mengalami proses pertukaran.


Contoh fungsi untuk melakukan pertukaran 2 data :
//fungsi tukar data
void tukardata(int i[100],int b, int c)
{
       //membuat variable temprorary
       int temp;
       //menukarkan data
       temp = i[b];
       i[b] = i[c];
       i[c] = temp;
}



Buble sort

Pengurutan dengan menggunakan metode bubble sort akan membandingkan elemen sekarang dengan elemen berikutnya. Jika elemen sekarang lebih besar daripada elemen berikutnya maka elemen terseut ditukar. Jika anda perhatikan, maka setiap langkah dari algoritma ini akan menggeser satu persatu elemen dari kanan ke kiri. Jika barisan bilangan tidak disusun secara horisontal melainkan vertikal, akan terlihat seperti gelembung – gelembung bubble yang naik dari dasar akuarium. Oleh karena itu algoritma ini disebut dengan Bubble Sort.

Tahapan yang dilakukan di dalam Bubble Sort adalah sebagai berikut :

  1. Pengecekkan dapat dilakukan dari data yang paling awal maupun dari data yang paling akhir. Jika pengecekkan dimulai dari data yang paling awal, maka data yang paling awal tersebut kemudian akan dilakukan pengecekkan dengan data yang ada sesudahnya. Jika ternyata data yang ada di awal tersebut lebih kecil, maka data tersebut akan ditukar. Maka proses pengecekkan tersebut dilakukan sampai dengan data yang paling akhir.
  2. Kemudian langkah selanjutanya pengecekkan dilakukan kembali pada data yang paling awakl dan kembali dibandingkan dengan data yang ada sesudahnya. Jika data yang di awal tersebut ternyata lebih kecil, maka data tersebut akan ditukar dan proses pengecekkan dilakukan, namun tidak sampai data yang paling akhir. Karena data yang paling akhir merupakan data yang paling kecil. Langkah ini akan diulang terus menerus sesuai dengan jumlah data yang dimasukkan oleh user.



















 Di bawah ini adalah contoh fungsi dari bubble sort :

//fungsi mengurutkan data menngunakan bubble sort
void urutdata(int i[100],int bil)
{
       //dilakukan perulangan sebanyak jumlah bilangan
       for(int a=0; a<bil; a++)
       {
              //dilakukan perulangan sebanyak (jml bilangan - 1)
              for (int b=0; b<bil-1; b++)
              {
                     //pengecekkan apabila bilangan pertama lb kecil daripada
                     //bilangan kedua, maka dilakukan penukaran
                     if (i[b] < i[b+1])
                     {
                           //memanggil fungsi tukardata
                           tukardata(i,b,b+1);
                     }
              }
       }
       tampil(i,bil); }

Selection Sort

Proses yang dilakukan oleh algoritma selection sort adalah dengan mencari dari elemen berikutnya yang terus dilanjutkan sampai elemen yang terakhir. Jika diketemukan elemen yang lebih kecil maka elemen yang bersangkutan akan ditukar, dan demikian seterusnya. Karena proses ini selalu dilakukan pemilihan suatu elemen (select) pada setiap langkahnya, maka algoritma ini disebut dengan Selection Sort.

void selection(int i[100], int bil)
{
       int j, pos;
       for (int b = 0; b <bil-1; b++)
       {
              pos = b;
              for (j = b+1; j<bil; j++)
              {
                     if (i[j] > i[pos])
                           pos = j;
              }
              if (b != pos)
              {
                     tukardata(i,b,pos);
              }
       }
       tampil(i,bil);
}




Insertion Sort

Proses yang dilakukan dalam algoritma insertion sort adalah membandingkan data yang berada di posisi i (data urutan kedua pada saat dimasukkan) dengan data sebelumnya. Jika data tersebut lebih besar dibandingkan dengan data sebelumnya maka data tersebut akan disisipkan pada urutan sebelumnya sesuai dengan urutan yang sesuai.
Proses pengurutan dengan algoritma ini seolah – olah mengambil elemen dari tempat tertentu dan kemudian menyisipkannya pada tempat yang ada sebelumnya sehingga data elemen – elemen lainnya bergeser ke belakang. Sehingga algoritma ini disebut dengan Insertion Sort.
//fungsi insertion sort
void insertion_sort(int i[100], int bil)
{
       int tampung;
       int banding;
      
       for (int a=1; a < bil; a++)
       {
              tampung = i[a];
              banding = a-1;
              while ((i[banding] < tampung) && (banding >= 0))
              {
                     //dilakukan proses penukaran
                     i[banding+1] = i[banding];
                     banding --;
              };
              i[banding+1] = tampung;
       }
       tampil(i,bil);
}




Latihan Soal

  1. Gabungkan fungsi – fungsi sort diatas sehingga menjadi sebuah program yang mampu memilih sendiri metode mana yang akan digunakan untuk mengurutkan data. Tampilkan program yang sudah urut tersebut baik secara ascending maupun descending.
  2. Jika pada soal diatas jenis inputan adalah numeric. Maka buatlah suatu program yang memberikan inputan berupa char, kemudian diurutkan sesuai dengan urutan abjad alphabet.

Teknologi Informasi


Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

SEJARAHNYA
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi, bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan zaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radiotelevisikomputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

[sunting]